Saturday, September 22, 2012

Cara Australia Perangi Rokok

Cara Australia Perangi Rokok


MUSLEM, Guru SMA Negeri 1 Peureulak, Aceh Timur, mahasiswa Dual Degree Unsyiah dan Deakin University, melaporkan dari Australia

PROMOSI adalah cara yang paling utama dilakukan produser untuk menarik minat pelanggan agar memakai atau mengonsumsi barang yang mereka produksi. Setiap barang yang diproduksi bakal berkurang peminatnya jika tak didukung upaya promosi.

Tapi Pemerintah Australia justru melarang produser rokok untuk memasang iklan rokok baik di media massa maupun di billboards. Upaya untuk membuat warganya mengurangi dan berhenti merokok terus dilakukan Australia sejak 1989.

Ini salah satu cara untuk tidak memotivasi warga merokok. Pemerintah menganjurkan warganya untuk berhenti merokok justru dengan memasang iklan imbauan berhenti merokok.

Produser yang melanggar peraturan pemerintah, didenda mulai dari AUD 12.000 (± Rp120 juta) sampai dengan AUD 60.000 (± Rp600 juta). Dari nominal denda yang diberlakukan pemerintah, sangatlah tak mungkin bagi produser rokok untuk melanggar peraturan tersebut.

Nominal denda yang paling kecil adalah AUD 200 (± 2 juta rupiah) bagi mereka yang merokok di bus, tram, dan train (kereta listrik), karena di setiap angkutan umum itu memang dilarang merokok.

Selain itu, di gedung-gedung pemerintah, sekolah, universitas, toko, restoran, shopping centre, dan gedung-gedung publik lainnya juga dilarang merokok. Penduduk Australia tidak satu pun yang berani melanggar peraturan tersebut.

Bagi perokok, contohnya di kampus, ada tempat-tempat tertentu yang dibolehkan merokok dan sudah ditandai dengan â??Smoking permitted in this areaâ? (Dibolehkan merokok di area ini) dan disediakan tempat untuk membuang puntung rokok. Lokasi izin merokok jauh dari gedung kampus dan di daerah terbuka.

Selain itu, di bus, tram, train, dan tempat-tempat publik, pemerintah memasang iklan dampak positif dari berhenti merokok. Misalnya, lima hari setelah berhenti merokok, nikotin mulai hilang dari tubuh perokok; satu bulan tak merokok, kulit perokok akan tampak membaik; tiga bulan tak merokok, fungsi paru-paru mulai membaik; dan setahun berhenti merokok, risiko penyakit jantung sudah berkurang. Di semua iklan tersebut, ada nomor telepon (Call Quitline 131 848) bagi mereka yang ingin berhenti merokok atau bisa mengakses di www.quitnow.info.au. Disediakan tempat konsultasi untuk perokok yang ingin berhenti.  

Pemasangan iklan jenis ini berdampak positif. Penelitian National Health Surveys dan National Tobacco Campaign Evaluation Surveys (Penelitian Evaluasi Kampanye Tembakau Nasional) menunjukkan penurunan jumlah perokok laki-laki dan wanita (dari umur 18 tahun ke atas). Tahun 1989, jumlah pria perokok sebanyak 30% dan wanita perokok 27% dari total penduduk. Namun, tahun 2007 pria perokok berkurang menjadi 21% dan wanita perokok berkurang jadi 18%.

Penurunan persentase perokok juga dipengaruhi oleh harga rokok. Pemerintah Australia menaikkan harga rokok dari rata-rata AUD 8 (± 80 ribu rupiah) sampai AUD 10 (± 100 ribu rupiah) menjadi AUD 14 (± 140 ribu rupiah) sampai AUD 16 (± 160 ribu rupiah) per bungkus.

Di Melbourne, kita juga bisa membeli rokok dari Indonesia--ada beberapa merek--yang harganya dari AUD 10 (± 100 ribu rupiah) sampai AUD 12 (± 120 ribu rupiah) per bungkus. Namun, mulai September 2012, rokok dari Indonesia agak susah didapat, karena Pemerintah Australia hanya membolehkan 50 batang (3 bungkus) rokok yang bisa dibawa oleh mereka yang datang ke Australia. Sebelumnya, dibolehkan membawa rokok 240 batang (sekitar 20 bungkus). Larangan membawa rokok ini salah satu cara jitu mengurangi jumlah perorok.

Akhir Juni lalu Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah mewajibkan kantor gubernur dan kantor-kantor dinas di Aceh bebas dari asap rokok. Sangat patut kita dukung gagasan ini. Jika perlu dengan mengadopsi cara Australia memerangi rokok.

* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: redaksi@serambinews.com

0 comments:

Post a Comment

Copyright 2011 Pilkada Aceh - Template by Kautau Dot Com - Editor premium idwebstore