SERAMBINEWS.COM - Seorang pendeta gay yang menikahi produser musik di New York tahun lalu telah memenuhi sumpahnya untuk mengadakan pesta pernikahan mereka di Malaysia. Mereka meyakini apa yang mereka lakukan merupakan kali pertama digelar di negara mayoritas Muslim.
Adalah Ngeo Boon Lin, menikah dengan pacar sesama jenisnya, Phineas Newborn. Acara sakral ini digelar Agustus tahun lalu di negeri Paman Sam. Namun sang pendeta menginginkan resepsi di negara asalnya.
Acara pernikahan tertutup itu digelar Sabtu lalu- lengkap dengan ciuman publik dan pertunjukan karaoke balada-dengan sekitar 200 tamu, termasuk beberapa wartawan berbahasa Cina yang diminta untuk tidak melaporkan pada acara tersebut sampai acara selesai.
Pasangan itu mempertaruhkan kemarahan pemerintah yang telah melarang festival seni gay. Pemerintah Malaysia juga menyatakan homoseksualitas tidak memiliki tempat dalam masyarakat Malaysia.
Ngeo adalah seorang pendeta etnis Cina yang tinggal di Amerika Serikat sejak 1998, menarik kecaman dari pejabat Malaysia dan kelompok agama ketika menikahi seorang produser musikal Broadway, Agustus lalu.
Meskipun Ngeo mengidentifikasi dirinya sebagai seorang Kristen, menteri Kabinet Malaysia untuk urusan Islam menyuarakan kekhawatiran pada waktu itu bahwa pernikahan itu bisa mempromosikan "ekstrimisme" di antara 28 juta penduduk Malaysia, termasuk Muslim etnis Melayu yang terdiri dari hampir dua pertiga dari populasi.
Sebuah surat kabar milik partai berkuasa mendesak pemerintah untuk mencegah Ngeo menyelenggarakan perayaan pernikahan di Malaysia.
Jamuan untuk tamu diantar ke tempat duduk mereka di sebuah restoran Cina di Kuala Lumpur coklat berbentuk hati dibungkus berbahasa Cina dengan tulisan bahwa diterjemahkan menjadi "Allah mengasihi kaum gay."
Seorang tamu, Eric Goh, mengatakan gay Malaysia "perlu keluar dalam jumlah besar dan kita perlu memiliki lebih banyak orang langsung mendukung kami."
Ngeo melakukan perjalanan kembali ke Malaysia sebulan setelah Perdana Menteri Najib Razak mengatakan dalam pidatonya bahwa perilaku gay, lesbian dan waria adalah bagian dari "budaya menyimpang" yang seharusnya "tidak punya tempat di negara ini." (ari/alarabiya.net)
Adalah Ngeo Boon Lin, menikah dengan pacar sesama jenisnya, Phineas Newborn. Acara sakral ini digelar Agustus tahun lalu di negeri Paman Sam. Namun sang pendeta menginginkan resepsi di negara asalnya.
Acara pernikahan tertutup itu digelar Sabtu lalu- lengkap dengan ciuman publik dan pertunjukan karaoke balada-dengan sekitar 200 tamu, termasuk beberapa wartawan berbahasa Cina yang diminta untuk tidak melaporkan pada acara tersebut sampai acara selesai.
Pasangan itu mempertaruhkan kemarahan pemerintah yang telah melarang festival seni gay. Pemerintah Malaysia juga menyatakan homoseksualitas tidak memiliki tempat dalam masyarakat Malaysia.
Ngeo adalah seorang pendeta etnis Cina yang tinggal di Amerika Serikat sejak 1998, menarik kecaman dari pejabat Malaysia dan kelompok agama ketika menikahi seorang produser musikal Broadway, Agustus lalu.
Meskipun Ngeo mengidentifikasi dirinya sebagai seorang Kristen, menteri Kabinet Malaysia untuk urusan Islam menyuarakan kekhawatiran pada waktu itu bahwa pernikahan itu bisa mempromosikan "ekstrimisme" di antara 28 juta penduduk Malaysia, termasuk Muslim etnis Melayu yang terdiri dari hampir dua pertiga dari populasi.
Sebuah surat kabar milik partai berkuasa mendesak pemerintah untuk mencegah Ngeo menyelenggarakan perayaan pernikahan di Malaysia.
Jamuan untuk tamu diantar ke tempat duduk mereka di sebuah restoran Cina di Kuala Lumpur coklat berbentuk hati dibungkus berbahasa Cina dengan tulisan bahwa diterjemahkan menjadi "Allah mengasihi kaum gay."
Seorang tamu, Eric Goh, mengatakan gay Malaysia "perlu keluar dalam jumlah besar dan kita perlu memiliki lebih banyak orang langsung mendukung kami."
Ngeo melakukan perjalanan kembali ke Malaysia sebulan setelah Perdana Menteri Najib Razak mengatakan dalam pidatonya bahwa perilaku gay, lesbian dan waria adalah bagian dari "budaya menyimpang" yang seharusnya "tidak punya tempat di negara ini." (ari/alarabiya.net)
0 comments:
Post a Comment